Konflik peperangan yang dikaitkan dengan Perang Dunia Ketiga
Kemunculan ideologi Baharu
-Pimpinan Benito Mussolini dan Parti Fasis yang menguasai Itali pada 1922
-Fasisme: memberikan keutamaan kepada kepentingan negara melebihi kepentingan individu dan percayakan nasionalisme melampau termasuk berperang bagi meningkatkan imeg negara.
-Bagi memulihkan imej Itali meluaskan jajahan dengan kuasa Habsyah (Etiopia) dan Albania
-Pimpinan Adolf Hitler dan Parti Nazi yang menguasai Jerman 1933
-Nazisme: mengagungkan bangsa Jerman
-Hitler berusaha memulihkan nasionalisme Jerman dengan mengetepikan Perjanjian Versailles, membina angkatan tentera semula dan meduduki Rhineland semula(wilayah yang hilang semasa Perjanjian Versailles)
Ketidakpuasan Hati terhadap Perjanjian Versailles (Jerman dan Itali)
-menjejaskan kedaulatan negaranya
-kehilangan tanah jajahan
-perlu membayar pampasan perang tinggi menyebabkan kemelesetan ekonomi dan inflasi
Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa
Liga Bangsa-Bangsa sebagai badan keamanan dunia dan wujudkan kerjasama antarabangsa gagal untuk menguatkuasakan perjanjian pelucutan senjata dan menangani krisis pencerobohan yang berlaku selepas Perang Dunia I.
Ini menyebabkan dunia terdedah kepada konflik berterusan dan meletusnya Perang Dunia II.
Cabaran Liga Bangsa-Bangsa selepas Perang Dunia I
Krisis Manchuria (1931-1933)
-Jepun menakluki Manchuria, iaitu wilayah di bawah penguasaan China
Perjanjian Pelucutan Senjata (1932-1934)
-Jerman keluar daripada Liga Bangsa-Bangsa dan memperbesar angkatan tenteranya secara terbuka
Krisis Habsyah (1935-1936)
-Itali menyerang Habsyah di Afrika
Liputan6.com, Jakarta - Kamikaze merupakan sebutan untuk taktik bertempur yang dilakukan oleh tentara Jepang dengan cara menabrakan pesawat tempur mereka, untuk menyerang lawan sekaligus melakukan aksi bunuh diri. Kamikaze sendiri merupakan taktik perang yang paling menakutkan yang pernah ada saat Perang Dunia II terjadi di kawasan Pasifik.
Selama ini, dalam aksi Kamikaze yang dilakukan para tentara Jepang pada Perang Dunia II di Pasifik, dipercaya bahwa para tentara Jepang tersebut telah dicuci otaknya, sehingga mereka nekat melakukan aksi bunuh diri dalam pertempuran. Namun kenyataannya para tentara Jepang tersebut, ternyata dikenal sebagai manusia biasa pada umumnya, hanya saja mereka terlalu menunjukkan loyalitasnya pada kekaisaran Jepang, demi membela negaranya sehingga mereka mengorbankan nyawanya demi kemenangan dalam pertempuran.
Terdapat fakta-fakta menarik di balik aksi Kamikaze yang dilakukan para tentara Jepang, bahkan hingga setengah abad lebih setelah Perang Dunia II berakhir, aksi Kamikaze selalu diingat oleh banyak orang dan tercatat dalam setiap buku sejarah sebagai aksi paling brutal dalam peperangan. Seperti apakah fakta-fakta tersebut? Mari kita simak informasi berikut ini!
1. Serangan Kamikaze Tidak Pernah Direncanakan Sebelumnya
Ketika Angkatan Udara tentara Jepang sedang melancarkan serangannya ke Pearl Harbor (saat ini dikenal dengan sebutan Hawaii) pada 7 Desember 1941, salah satu pilotnya bernama Letnan Fusata Iiada yang mengendarai pesawat Mitsubishi A6M5 Nol terkena tembakan oleh pasukan Amerika.
Pesawat yang dikendarainya mengalami kerusakan berat, sadar akan hal tersebut, Letnan Fusata kemudian mengisyaratkan kepada pasukan lainnya untuk tetap melanjutkan pertempuran tanpa harus menghiraukan dirinya yang akan terjatuh bersama pesawat yang dikendarainya.
Di luar dugaan, Fusata justru mengarahkan pesawatnya yang sudah rusak parah ke sebuah pangkalan udara Amerika, Hanger 101 dengan maksud untuk melakukan serangan terakhirnya sekaligus melakukan aksi bunuh diri untuk menghancurkan pangkalan udara tersebut. Seketika pesawatnya meluncur bebas dan meledakan pangkalan udara Hanger 101 milik Amerika Serikat. Fusata Iiada dianggap sebagai tentara Jepang yang melakukan aksi Kamikaze untuk pertama kalinya.
Sebelum akhirnya jenazah Letnan Fusata Iiada dikembalikan ke Jepang ia sempat dimakamkan oleh pemerintah Amerika Serikat di daerah pemakaman Heleloa, dan sebuah monumen dirinya dibangun untuk menandai lokasi kecelakaannya.
Anime yang mengisahkan sejarah Jepang pada masa Jepang sering kali memberi nilai lebih untuk ditonton. Alur cerita dan latarnya membuat penonton jadi paham bagaimana bangsa ini menghadapi masa perang yang penuh kebrutalan. Meskipun ada unsur lain yang diangkat, tapi alur sejarahnya tidak melenceng jauh. Berikut ini anime seru yang mengisahkan Jepang pada masa perang. jika kamu ingin tahu sejarah bangsa ini, simak informasinya di bawah ini!
Grave of the Fireflies adalah sebuah kisah yang menghantui dan memilukan. Film ini memperlihatkan betapa mengerikan kehidupan di masa perang Jepang. Kisah dalam film ini diakui sebagai salah satu mahakarya perang terbesar sepanjang sejarah, dan pemandangan kelam perjuangan tak kenal lelah anak-anak untuk bertahan hidup tak akan pernah terlupakan.
Digarap oleh Studio Ghibli, salah satu studio anime Jepang terbaik, film ini berdasarkan cerita pendek yang ditulis oleh Akiyuki Nosaka. Menggambarkan perjuangan dua bocah kecil dalam melawan gelombang kehancuran saat kota mereka terjerat dalam pertempuran ganas selama Perang Dunia II.
Golden Kamuy mengambil latar pasca perang Rusia-Jepang yang terjadi pada awal abad ke-20. Kisah dalam film ini berfokus pada perjuangan orang Ainu, terutama masyarakat Hokkaido saat perang berkecamuk.
Saat mendulang emas di Hokkaido, Saichi Sugimoto mempelajari kisah emas Ainu, yang hanya dapat ditemukan dengan mengikuti peta tato yang menembus diri. bantuan bantuan seorang gadis Ainu bernama Asirpa, keduanya berangkat untuk menemukan harta karun yang sulit dipahami ini.
Satu lagi film garapan Studio Ghibli yang juga berlatar perang. Kali ini berfokus pada kisah nyata tapi sedikit ada balutan cerita imajinatif dari sang sutradara. kisahnya berpusat pada seorang pria bernama Jiro Horikoshi yang hidup di zaman Perang Dunia II yang berusaha merancang pesawat dan menciptakan sebuah karya luar biasa.
BACA JUGA: Giselle Absen dari Kegiatan aespa di New York Karena Masalah Kesehatan, Fans Khawatir
Jiro Horikoshi, seorang pecinta pesawat, tak bisa mewujudkan impiannya menjadi pilot karena masalah penglihatannya yang buruk. Namun, ia tak menyerah dan menemukan jalan lain untuk menghidupkan gairahnya dan menjadi desainer pesawat yang terkenal dengan karyanya yang penting untuk dunia aviasi Jepang.
In this Corner of the World
Berbeda dengan anime perang Dunia II lainnya, In this Corner of the World tidak terlalu fokus pada pertempuran atau kekerasan. Film ini lebih menggambarkan dampak Perang Pasifik pada kehidupan sehari-hari warga Jepang. Cerita ini berpusat di kota pelabuhan Kure, dekat dengan Hiroshima, pada tahun-tahun menjelang pengeboman atom.
Protagonis film ini, Suzu, menyesuaikan diri dengan kehidupan pernikahan di Kure bersama seorang teman masa kecil. Efek perang secara perlahan terlihat, dimulai dengan kelangkaan makanan. Kemudian, serangan udara menyapu kota dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi Suzu dan keluarganya. Meskipun Suzu mengalami tragedi yang sebenarnya, film ini berusaha mengakhiri dengan nada optimis dan penuh harapan.
Film tentang perang tidak melulu mengisahkan kerusakan dan kengerian yang diakibatkannya. Film-film anime yang mengisahkan masa perang Jepang di atas membuktikan semua itu. Coba deh masukan ke dalam watchlist kamu dan tonton satu-satu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Perkembangan Organisasi Kebangsaan pada Masa Pendudukan Jepang
Nama Anggota Kelompok :
1. Annisa Dewanti (03)
2. Berliana Aptikasari (08)
3. Erawati Rosadi (13)
4. Luthfi Raka Satria (18)
5. Risa Yauma Nur Janati (23)
6. Shafira Ika Rahmayani (28)
7. Agus Rumkabu (33)
A. ORGANISASI SEMI MILITER BENTUKAN JEPANG
1. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A merupakan organisasi propaganda untuk kepentingan perang Jepang. Organisasi ini berdiri pada bulan April 1942. Pimpinannya adalah Mr. Sjamsuddin. Tujuan berdirinya Gerakan Tiga A adalah agar rakyat dengan sukarela menyumbangkan tenaga bagi perang Jepang. Semboyannya adalah Nippon cahaya Asia, Nippon pemimpin Asia, Nippon pelindung Asia. Untuk menunjang gerakan ini, dibentuk Barisan Pemuda Asia Raya yang dipimpin Sukarjo Wiryopranoto. Adapun untuk menyebarluaskan propaganda, diterbitkan surat kabar Asia Raya. Setelah kedok organisasi ini diketahui, rakyat kehilangan simpati dan meninggalkan organisasi tersebut. Pada tanggal 20 November 1942, organisasi ini dibubarkan.
2. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Pada tanggal 9 Maret 1943, diumumkan lahirnya gerakan baru yang disebut Pusat Tenaga Rakyat atau Putera. Pemimpinnya adalah empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan Mas Mansyur. Tujuan Putera menurut versi Ir. Soekarno adalah untuk membangun dan menghidupkan segala sesuatu yang telah dirobohkan oleh imperialisme Belanda. Adapun tujuan bagi Jepang adalah untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya. Oleh karena itu, telah digariskan sebelas macam kegiatan yang harus dilakukan sebagaimana tercantum dalam peraturan dasarnya. Di antaranya yang terpenting adalah memengaruhi rakyat supaya kuat rasa tanggung jawabnya untuk menghapuskan pengaruh Amerika, Inggris, dan Belanda, mengambil bagian dalam mempertahankan Asia Raya, memperkuat rasa persaudaraan antara Indonesia dan Jepang, serta mengintensifkan pelajaran-pelajaran bahasa Jepang. Di samping itu, Putera juga mempunyai tugas di bidang sosial-ekonomi. Jadi, Putera dibentuk untuk membujuk para kaum nasionalis sekuler dan golongan intelektual agar mengerahkan tenaga dan pikirannya guna membantu Jepang dalam rangka menyukseskan Perang Asia Timur Raya. Organisasi Putera tersusun dari pemimpin pusat dan pemimpin daerah. Pemimpin pusat terdiri dari pejabat bagian usaha budaya dan pejabat bagian propaganda. Akan tetapi, organisasi Putera di daerah semakin hari semakin mundur. Hal ini disebabkan, antara lain :
a. Keadaan sosial masyarakat di daerah ternyata masih terbelakang, termasuk dalam bidang pendidikan, sehingga kurang maju dan dinamis;
b. Keadaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu berakibat mereka tidak dapat membiayai gerakan tersebut.
Dalam perkembangannya, Putera lebih banyak dimanfaatkan untuk perjuangan dan kepentingan bangsa Indonesia. Mengetahui hal ini, Jepang membubarkan Putera dan mementingkan pembentukan organisasi baru, yaitu Jawa Hokokai.
3. Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa (Jawa Hokokai)
Jepang mendirikan Jawa Hokokai pada tanggal 1 Januari 1944. Organisasi ini diperintah langsung oleh kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan). Latar belakang dibentuknya Jawa Hokokai adalah Jepang menyadari bahwa Putera lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia daripada bagi pihak Jepang. Oleh karena itu, Jepang merancang pembentukan organisasi baru yang mencakup semua golongan masyarakat, termasuk golongan Cina dan Arab. Berdirinya Jawa Hokokai diumumkan oleh Panglima Tentara Keenambelas, Jenderal Kumakichi Harada.
Sebelum mendirikan Jawa Hokokai, pemerintah pendudukan Jepang lebih dahulu meminta pendapat empat serangkai. Alasan yang diajukan adalah semakin hebatnya Perang Asia Timur Raya sehingga Jepang perlu membentuk organisasi baru untuk lebih menggiatkan dan mempersatukan segala kekuatan rakyat. Dasar organisasi ini adalah pengorbanan dalam hokoseiskin (semangat kebaktian) yang meliputi pengorbanan diri, mempertebal rasa persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bakti. Secara tegas, Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah. Jika pucuk pimpinan Putera diserahkan kepada golongan nasionalis Indonesia, kepemimpinan Jawa Hokokai pada tingkat pusat dipegang langsung oleh Gunseikan. Adapun pimpinan daerah diserahkan kepada pejabat setempat mulai dari Shucokan sampai Kuco. Kegiatan-kegiatan Jawa Hokokai sebagaimana digariskan dalam anggaran dasarnya sebagai berikut :
a. Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.
b. Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan antara segenap bangsa.
c. Memperkukuh pembelaan tanah air.
Anggota Jawa Hokokai adalah bangsa Indonesia yang berusia minimal 14 tahun, bangsa Jepang yang menjadi pegawai negeri, dan orang-orang dari berbagai kelompok profesi. Jawa Hokokai merupakan pelaksana utama usaha pengerahan barang-barang dan padi. Pada tahun 1945, semua kegiatan pemerintah dalam bidang pergerakan dilaksanakan oleh Jawa Hokokai sehingga organisasi ini harus melaksanakan tugas dengan nyata dan menjadi alat bagi kepentingan Jepang.
4. Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
Ketika pemerintahan Jepang berada di tangan Perdana Menteri Toyo, Jepang pernah memberi janji merdeka kepada Filipina dan Burma, namun tidak melakukan hal yang sama kepada Indonesia. Oleh karena itu, kaum nasionalis Indonesia protes. Menanggapi protes tersebut, PM Toyo lalu membuat kebijakan berikut:
· Pembentukan Dewan Pertimbangan Pusat (Cuo Sangi In).
· Pembentukan Dewan Pertimbangan Karesidenan (Shu Sangi Kai) atau daerah.
· Tokoh-tokoh Indonesia diangkat menjadi penasihat berbagai departemen.
· Pengangkatan orang Indonesia ke dalam pemerintahan dan organisasi resmi lainnya.
5.majelis islam ala indonesia (miai)
MIAI merupakan organisasi yang berdiri pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1937 di Surabaya. Pendirinya adalah K. H. Mas Mansyur dan kawan-kawan. Organisasi ini tetap diizinkan berdiri pada masa pendudukan Jepang sebab merupakan gerakan anti-Barat dan hanya bergerak dalam bidang amal (sebagai baitulmal) serta penyelenggaraan hari-hari besar Islam saja. Meskipun demikian, pengaruhnya yang besar menyebabkan Jepang merasa perlu untuk membatasi ruang gerak MIAI.
A. ORGANISASI SEMI MILITER BENTUKAN JEPANG
Pada bulan Januari 1942 jepang menduduki Malaysia, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Pada tahun tersebut Malaysia dikuasai oleh Sekutu yang berhasil direbut Jepang. Pada tanggal 24 Januari 1942 Jepang menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Akan tetapi Balikpapan dibumihanguskan oleh tentara Belanda. Tanggal 3 Februari 1942 Samarinda diduduki pasukan Jepang yang masih dikuasai tentara Hindia Belanda (KNIL). Dengan direbutnya sebagian besar wilayah di Indonedia dan majunya bantuan kekuatan udara tektis, menyebabkan Jepang memiliki kedudukan yang lebih kuat dibanding Sekutu. Berikut ini organisasi-organisasi semimiliter buatan Jepang :
1. Seinendan (Barisan pemuda)
Dibentuk pada tanggal 29 April 1943, yang bersifat semimiliter. Seinendan langsung berada di bawah pimpinan gunseikan. Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya. Namun, sebenarnya untuk mendapatkan tenaga cadangan sebanyak-banyaknya.
Pada awalnya, seinendan beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusia antara 15-25 tahun, yang kemudian diubah menjadi14-22 tahun. Pada awalnya organisasi tersebut memiliki anggota sebanyak 3.500 orang yang berasal dari seluruh Jawa.jumlah tersebut terus berkembang hingga mencapai 500.000 orang pemuda pada akhir masa pendudukan Jepang.
2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Organisasi pemuda yang dibentuk bersamaan dengan pembentukan Seinendan. Pembentukan Keibondan tersebut tampak bahwa pemerintah pendudukan Jepang berusaha agar tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis. Selain golongan pemuda, juga dilakukan pengorganisasian kaum wanita. Pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (Himpunan Wanita). Usia minimum dari anggota Funjinkai adalah 15 tahun. Wanita-wanita tersebut juga diberikan latihan-latihan militer.
3. Syuisyitai (Barisan Pelopor)
Dibentuk pada tanggal 1 November 1944. Organisasi semi militer ini dibentuk sebagai hasil keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In ( Dewan Pertimbangan Pusat Barisan Pelopor) dipimpin oleh Ir. Soekarno, sedangakan wakilnya yaitu R.P Suroso, Otto Iskandardinatadan dr. Buntaran Martoatmojo. Organisasi ini menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk menanamkan sara nasionalisme, dengan menyelipkan menyelipkan kata-kata untuk membangkitkan semangat cinta tanah air di kalangan para pemuda.
4. Funjikai ( Barisan Wanita )
Dibentuk pada bulan Agustus 1943, dengan anggota yang terdiri atas wanita berusia 15 tahun ke atas. Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan untuk kepentingan perang.
5. Hizbullah (tentara Allah)
Tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda Islam yang dalam istilah Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishintai. Tugasnya adalah sebagai berikut:
· Pemuda Islam dengan tugas dan program, seperti menyiarkan agama Islam, membela dan taat dalam beribadah.
· Sebagai tentara cadangan dengan tugas dan program, seperti melatih diri, membantu tentara Dai Nippon, mengintai mata-mata, dan menggiatkan usaha untuk kepentingan perang.
A. ORGANISASI MILITER BENTUKAN JEPANG
Organisasi semi militer hanyalah serbagai cadangan bagi Jepang. Pada intinya, mereka membuat organisasi militer resmi, sebagai berikut:
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945 oleh Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kemaharajaan Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut anggotanya pada tanggal 22 April 1943, yang berusia 18-25 tahun. Heiho merupakan pasukan bentukan tentara Jepang pada masa perang dunia II, yang bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang melawan sekutu. Organisasi ini merupakan barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari ketentaraan Jepang. Heiho dijadikan sebagai tenaga kasar, bertugas mengumpulkan pajak dari rakyat serta memindahkan senjata dan peluru dari gudang ke atas truk. Sampai berakhirnya masa pendudukan Jepang, jumlah anggota Heiho mencapai 42.000 orang. Sebagian besar prajurit dikirim ke negara luar untuk menghadapi Sekutu, antara lain ke Malaya (Malaysia), Bima (Myanmar) dan kepulauan Salamon. Heiho dibubarkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) setelah Jepang Menyerah kepada Sekutu.
Dibentukan pada tanggal 3 Oktoer 1944 atas usul Gotot Mangkupraja kepada Letjend. Kumakici Harada (Panglima Tentara ke-16) yang merupakan bawahan dari organisasi Jepang. Berbeda dengan organisasi lain bentukan Jepang, anggota PETA terdiri atas orang Indonesia yang mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas mempertahankan tanah air Indonesia. PETA merupakan tentara garis kedua. PETA bertugas sebagi mata-mata Jepang dan dibentuk bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang melawan sekutu. Jabatan komando batalion dipegang oleh orang Indonesia akan tetapi setiap komandan memiliki pelatih dan penasihat Jepang. Tokoh tokoh peta yang terkenal antara lain Supriyadi, Jendral Sudirman, Jendral Gatot Subroto, dan Jendral Ahmad Yani. Pergerakan massa rakyat dalam organisasi-organisasi diatas telah mendorng rakyat memiliki keberanaian, sikap mental untuk menentang penjajah, serta terbentuknya rasa nasionalisme.
Perbedaan PETA dan Heiho
1. Langsung di bawah organisasi Jepang.
2. Bertugas sebagai mata-mata Jepang.
1. Prajurit Heiho bagian dari tentara Jepang.
2. Bertugas mengumpulkan pajak dari rakyat.
Persamaan PETA dan Heiho
1. Bertujuan untuk membantu tentara Jepang melawan Sekutu.
Artikel `Foto` belum tersedia
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Perang Dunia Ketiga (PD3, PDIII atau Perang Dunia III) ialah satu konflik yang dibayangkan yang menandakan peperangan yang mengikuti selepas Perang Dunia Kedua (1939-1945). Konflik itu diramal akan berlaku secara global, dengan spekulasi umum bahawa ia mungkin akan melibatkan senjata nuklear dan bersifat melanda.
Akibat Perang Dunia Pertama, Perang Dunia Kedua, permulaan Perang Dingin dan pembangunan, ujian dan penggunaan senjata nuklear, spekulasi awal meluas untuk perang global akan datang. Perang ini telah dijangka dan dirancang oleh pihak berkuasa tentera dan sivil, dan diterokai dalam fiksyen di banyak negara. Konsep adalah dari penggunaan terhad senjata atom, pemusnahan planet ini.